Jumat, 18 November 2011

PENANGANAN PASCA PANEN BUNGA MAWAR

oleh : : Bintang Elka(9660), Hardi Junaedi (9729),  Auliyaur Rohman (9787)

PENANGANAN             PASCA PANEN BUNGA MAWAR
(Menggunakan pendekatan sifat, karakteristik, penyebab ketidak segaran dan metode penanganannya)
Mawar adalah tanaman semak dari genus Rosa sekaligus nama bunga yang dihasilkan tanaman ini. Mawar liar yang terdiri lebih dari 100 spesies kebanyakan tumbuh di belahan bumi utara yang berudara sejuk. Spesies mawar umumnya merupakan tanaman semak yang berduri atau tanaman memanjat yang tingginya bisa mencapai 2 sampai 5 meter.
Mawar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau "Ratu Bunga" merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Mawar berasal dari dataran Cina, Timur Tengah dan Eropa Timur. Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis).
Bunga mawar mempunyai nilai ekonomis tinggi. Hal tersebut memotivasi para petani untuk mengembangbiakan mawar. Setelah di panen sifat dari bunga mawar tersebut akan mengaami perubahan baik secara struktural, biokimia, metabolisme maupun perubahan pigmen hal tersebut mempercepat bunga mawar pasca panen menuju fase kematian. Hal ini terdapat solusi yaitu dengan cara pengawetan. Pengawetan bertujuan untuk memperpanjang kesegaran bunga mawar yang telah di potong dan menjaga kualitas bunga mawar.  Pengawetan tersebut ada beberapa jenis yaitu : conditioning, pulsing, holding dan pembukaan kuncup.
Conditioning Merupakan perlakuan pemberian air pada bunga yang layu dengan pendinginan, menggunakan air deionized yang mengandung obat pembasmi kuman.  Agen pembasah (0.01 – 0.1%) dapat ditambahkan, dan air harus diasamkan dengan asam sitrat, hydroxyquinoline citrate (HQC), atau almunium sulfat pada pH mendekati 3.5.
Pulsing merupakan perlakuan dalam jangka waktu yang pendek setelah pemanenan, yaitu proses perendaman dalam larutan yang mengandung nutrisi (glukosa atau sukrosa) dalam jumlah yang tinggi dan anti oksidan.
Holding solution Merupakan larutan tempat dicelupkannya bunga-bunga sampai terjual atau larutan yang digunakan oleh konsumen untuk keragaan bunga.  Pada umumnya bahan penyusun larutan pengawet adalah sumber energi, bahan penurun pH, biosida, senyawa anti etilen dan zat pengatur tumbuh.  Sumber energi yang digunakan umumnya adalah sukrosa, tetapi glukosa dan fruktosa juga efektif.
Setelah di lakukan empat tahap pengawetan. Kemudian dilakukan tahap pembungkusan dengan memakai plastik atau kertas pembungkusdan tujuannya untuk menghindarkan dari kerusakan. Penyimpanan bisa dilakukan pada suhu ruangan dengan pangkal batang direndam didalam air dan didalam ruangan pendingin dengan suhu 5oC dan kelembaban 90 %.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar